17 Desember 2009

SELAMAT ULANG TAHUN KOTA BANYUWANGI KE 238










SELAMAT ULANG TAHUN KOTA BANYUWANGI

Sudah menjadi tradisi tiap tahunya, dengan mengadakan beberapa event-event yang dilaksanakan untuk meramaikan atau menyemarakkan Hari Jadi Kota Banyuwangi (HARJABA) pada tahun 2009 ini adalah ulang tahun yang ke 238.

Acara-acara atau event sudah dilakukan mulai awal bulan desember 2009 ada pameran lukisan di gedung wanita Jl.Kartini, pameran keris di musium banyuwangi, pawai jebeng tulik yang diarak keliling kota Banyuwangi, pawai pelangi budaya (karnaval) lokasinya dijalan menuju lapter Blimbing sari- Rogojampi, pameran/pasar malam dari muebel ukiran hingga jajanan khas Banyuwangi, dan sebagai Puncak Acaranya di Taman Blambangan pada tanggal 19 Desember 2009 yaitu Pesta Semarak HUT Banyuwangi yang menampilkan Bintang/artis dari Bandung yaitu ST12 dan pesta kembang api yang katanya akan diklaim Pesta kembang Api termegah dan terpanjang.


Kita tilik balik asal usul kota Banyuwangi yang lahirnya pada 18 Desember 1771.
Sejarah Banyuwangi tidak lepas dari sejarah Kerajaan Blambangan. Pada pertengahan abad ke-17, Banyuwangi merupakan bagian dari Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun. Pada masa ini secara administratif VOC menganggap blambangan sebagai wilayah kekuasannya.

VOC segera bergerak untuk mengamankan kekuasaanya atas Blambangan pada akhir abad 17. Hal ini menyulit perang besar selama 5 tahun (1767-1772). Dalam peperangan itu terdapat satu pertempuran dahsyat yang disebut Puputan Bayu sebagai merupakan usaha terakhir Kerajaan Blambangan untuk melepaskan diri dari belenggu VOC. Pertempuran Puputan Bayu terjadi pada tanggal 18 Desember 1771 yang akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Banyuwangi. Namun pada akhirnya VOC lah yang memperoleh kemenangan dengan diangkatnya R. Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama dan tanda runtuhnya kerajaan Blambangan.

Tokoh sejarah fiksi yang terkenal adalah Putri Sritanjung yang di bunuh oleh suaminya di pinggir sungai karena suaminya sangsi akan janin dalam rahimnya bukan merupakan anaknya tapi hasil perselingkuhan ketika dia di tinggal menuju medan perang. Dengan sumpah janjinya kepada sang suami sang putri berkata jika darahku yang mengalir di sungai ini amis memang janin ini bukan anakmu tapi jika berbau harum (wangi) maka janin ini adalah anakmu. Maka seketika itu darah yang mengalir ke dalam sungai terebut berbau wangi, maka menyesalah sang suami yang dikenal sebagai Raden Banterang ini dan menamai daerah itu sebagai Banyuwangi.

Tokoh sejarah lain ialah Minak Djinggo, seorang Adipati dari Blambangan yang memberontak terhadap kerajaan Majapahit dan dapat ditumpas oleh utusan Majapahit yaitu Damarwulan.

Seni Budaya
Kabupaten Banyuwangi selain menjadi perlintasan dari Jawa ke Bali, juga merupakan daerah pertemuan berbagai jenis kebudayaan dari berbagai wilayah. Budaya masyarakat Banyuwangi diwarnai oleh budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, Eropa dan budaya lokal yang saling isi mengisi dan akhirnya menjadi tipikal yang tidak ditemui di wilayah manapun di Pulau Jawa. Kesenian asal Banyuwangi adalah kuntulan, gandrung , jaranan, barong, janger dan seblang. Suku Osing Banyak mendiami di Kecamatan Rogojampi, Songgon, Kabat, Glagah, Giri, Kalipuro, Kota serta sebagian kecil di kecamatan lain.

Bahasa dan budaya suku Osing banyak dipengaruhi oleh bahasa dan budaya Bali.

Kesenian tradisional
Kesenian tradisional khas Banyuwangi antara lain :

Gandrung Banyuwangi
Seblang
Janger
Rengganis
Hadrah Kunthulan
Patrol
Mocopatan Pacul Goang
Jaranan Butho
Barong
Kebo-Keboan
Angklung Caruk
Gedhogan

Jenis kesenian tadi merupakan sebagian dari kesenian khas Banyuwangi yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat setempat.

Masakan & Makanan Khas
Masakan khas adalah Rujak Soto perbaduan Rujak Uleg Jawa Timur yang disiram dengan kuah Soto Babat serta ditaburi emping mlinjo, Sego Tempong mirip dengan nasi sambel., Sego Cawuk nasi yang perpaduan santan trancam, juga ada beberapa masakan unik lainnya perpaduan (mix) seperti Pecel Rawon, Bakso Soto. Oleh-oleh khas ialah Sale pisang yang banyak diproduksi di kecamatan Songgon serta kue bagiak kue kering yang berbahan dasar tepung sagu.

7 komentar:

  1. semoga Banyuwangi ke depannya gak cuman jadi tempat transit aja saat wisatawan mo ke bali. tapi jadi tujuan utama juga yaaa

    BalasHapus
  2. selamaat buat banyuwangii...semoga menjadi kota yg lebih maju lagi. :)

    BalasHapus
  3. SElamat ulang tahun buat banyuwangi city, semoga kedepannya lebih membangun dan lebih tertata. amin
    jadi inget sahabat2 banyuwangi nih. khususnya kota genteng

    salam kenal ....

    BalasHapus
  4. selamat ulang tahun
    KOTA BANYUWANGI
    semoga makin jaya

    BalasHapus
  5. coey :Banyuwangi We Love u, dmanapun q berada nasi tempongmu tetep di lidahq.

    BalasHapus
  6. lare oseng hang saiki ing bumi pasundan tapi tetep lare oseng asli
    by mujex cianjur

    BalasHapus
  7. maksih aras ucapan selamat dan donya

    BalasHapus

Isi komentarnya ya.. tapi jangan spam lho...