Bau mulut tentunya sangat mengganggu, padahal selama puasa kondisi ini tidak bisa dihindari. Ada beragam pemicu bau mulut, mulai dari dalam mulut sendiri yaitu kebersihan rongga mulut hingga makanan.
selama puasa, aktivitas di rongga mulut berkurang. Ini mengakibatkan produksi kelenjar ludah juga menurun, sehingga mempengaruhi salah satu fungsi kelenjar ludah sebagai self cleansing yaitu membersihkan sisa makanan.
Kondisi rongga mulut juga berpengaruh terhadap timbulnya bau mulut, misalnya ada gigi berlubang, kelainan peradangan seperti radang gusi, sariawan dan sisa makanan yang tertinggal pada gigi. Tekstur permukaan lidahpun yang berupa garis-garis memanjang (fisura) dengan lekukan yang dalam dapat merupakan tempat mengumpulnya sisa makanan.
Sisa makanan berupa protein ditambah adanya bakteri gram negatif anaerob akan menghasilkan gas sulfur atau disebut dengan VSC (volatile sulphur compounds). “VSC ini adalah produk sampingan dari penguraian protein sisa makanan dan metionin oleh bakteri anaerob. Hal inilah yang mengakibatkan mulut berbau tidak enak
Dalam bulan puasa,banyak kalangan umum berpendapat setelah imsak tidak boleh menyikat gigi, karena dikhawatirkan kemungkinan tertelannya air kumur atau pasta gigi. Untuk menyiasati ini, kita bisa digunakan alternatif tutup sahur dengan makan buah yang kaya serat, seperti apel,mangga, pear yang bertujuan membantu membersihkan sisa makanan di dalam mulut atau berkumurlah setelah makan.
Sebaiknya hindari makanan yang berbau menyengat misalnya bawang bombay, petai, dan durian. “Bila terlanjur mengonsumsi makanan yang tergolong berbau menyengat, segera gosok gigi
perlu juga dilakukan pembersihan permukaan lidah dengan memakai sikat gigi berbulu lembut. Sela gigi dibersihkan dengan benang gigi (dental floss). Berkumur pada saat wudlu pun bermanfaat membantu membersihkan rongga mulut agar tidak bau selama menjalani puasa seharian
selama puasa, aktivitas di rongga mulut berkurang. Ini mengakibatkan produksi kelenjar ludah juga menurun, sehingga mempengaruhi salah satu fungsi kelenjar ludah sebagai self cleansing yaitu membersihkan sisa makanan.
Kondisi rongga mulut juga berpengaruh terhadap timbulnya bau mulut, misalnya ada gigi berlubang, kelainan peradangan seperti radang gusi, sariawan dan sisa makanan yang tertinggal pada gigi. Tekstur permukaan lidahpun yang berupa garis-garis memanjang (fisura) dengan lekukan yang dalam dapat merupakan tempat mengumpulnya sisa makanan.
Sisa makanan berupa protein ditambah adanya bakteri gram negatif anaerob akan menghasilkan gas sulfur atau disebut dengan VSC (volatile sulphur compounds). “VSC ini adalah produk sampingan dari penguraian protein sisa makanan dan metionin oleh bakteri anaerob. Hal inilah yang mengakibatkan mulut berbau tidak enak
Dalam bulan puasa,banyak kalangan umum berpendapat setelah imsak tidak boleh menyikat gigi, karena dikhawatirkan kemungkinan tertelannya air kumur atau pasta gigi. Untuk menyiasati ini, kita bisa digunakan alternatif tutup sahur dengan makan buah yang kaya serat, seperti apel,mangga, pear yang bertujuan membantu membersihkan sisa makanan di dalam mulut atau berkumurlah setelah makan.
Sebaiknya hindari makanan yang berbau menyengat misalnya bawang bombay, petai, dan durian. “Bila terlanjur mengonsumsi makanan yang tergolong berbau menyengat, segera gosok gigi
perlu juga dilakukan pembersihan permukaan lidah dengan memakai sikat gigi berbulu lembut. Sela gigi dibersihkan dengan benang gigi (dental floss). Berkumur pada saat wudlu pun bermanfaat membantu membersihkan rongga mulut agar tidak bau selama menjalani puasa seharian
Bagus sekali tipsnya. makasih yah
BalasHapus