15 Maret 2010
Hari Raya Nyepi di Bali dan di Banyuwangi
Sejumlah pendatang dari Jawa yang eksodus meninggalkan Bali terus membeludak. Pendatang memilih balik ke kampung halaman agar tidak terkungkung di Bali saat hari raya Nyepi Selasa besok 16 maret 2010 Sayang, mereka terjebak antrean panjang di Gilimanuk.
Sampai siang kemarin, ribuan orang belum berhasil meninggalkan Bali dan tertahan di Pelabuhan Gilimanuk. Sebagian besar mengendarai sepeda motor.
Pengungsi bermotor mulai berdatangan di penyeberangan Gilimanuk pada Sabtu malam (13/3). Kondisi itu semakin parah dengan antrian kapal fery. Akibatnya, ribuan sepeda motor itu terjebak antrean. Antrian tersebut juga ditempat-tempat pembelian ticket.
Bahkan cukup banyak yang membawa anak kecil, karena terus terang biasanya anak kecil terasa rewel jika pada saat nyepi,
Sehingga Bali yang tekenal rame dan eksotik untuk pelancong atau turis sebagai tempat jujukan wisata terkenal di dunia, nyaris terasa menjadi sepi, namun itu dilakukan hanya sehari semalam yaitu di mulai Tgl.16 Maret2010 Jam 06.00 pagi hingga besok tgl.17 Maret 2010 Jam 06.00 pagi. Ini semua di tutup mulai penyebarangan kapal fery dan bandara pesawat terbang sehingga tidak ada sama sekali kegiatan penerbangan kecuali penerbangan khusus/darurat. dan Untuk Rumah sakit tetap buka terutama di unit gawat darurat.
Seperti tahun tahun yang lalu selalu di dominasi pengendera speda motor atau mobil pribadi yang meninggalkan Bali agar tidak terjebak dalam hari nyepi, karena memang pada hari nyepi suasana terasa nyepi/sepi, Turis asing tidak diperbolehkan berjalan berlenggang seenaknya di kampong-kampung Bali, bahkan hotel, pertokoan, Tutup total termasuk Stasiun Radio local atau Stasiun TV local semua off air. Dan untuk menghidari pencuri yang masuk pecalung/penjaga yang berpakaian adat budaya Bali menjaga di setiap lokasi tertentu. Bahkan diperbantu dengan pihak kepolisan setempat.
Akan tetapi bagi umat non Hindu atau yang beragama Muslim masih tetap bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa bisa sholat ke masjid tetapi suara adzan tidak diperkeras karena untuk menghormati hari Raya Nyepi. dan jika umat non hindu yang masih tinggal di Bali biasanya tidak bisa beraktivitas jauh hanya di lingkungan rumah masing-masing, dan otomatis sudah menyiapkan beberapa makanan untuk persiapan 1 hari karena tidak ada supermarket/pasar yang buka pada saat itu.
Yang menjadi imbas dari hari raya nyepi tentunya kota yang terdekat dengan bali, yaitu Banyuwangi .. karena bagi yang non beragama bali pastinya akan menghindari hari yang sepi tersebut yaitu untuk tinggal sementara di Banyuwangi bahkan hotel diBanyuwangi sudah jauh-jauh hari banyak yang di pesan, dan otomatis tarifpun di naikan bahkan tarifnya nyaris Full rate semua atau tidak ada tarif standart. Banyuwangi akhirnya menjadi kota ramai saat Bali menjadi sepi. Bahkan saat malam nyepi plat mobil DK dan termasuk anak muda yang mengendarai speda motor berplat DK banyak berkelana di kota Banyuwangi.
Budaya bali tersebut tidak terjadi di Bali saja, bahkan di Banyuwangi ada perkampungan yang terkenal dengan nama kampong Bali dengan khusus mengadakan acara ritual menyambut hari raya nyepi tersebut.. termasuk pada saat hari raya nyepipun kampong bali tersebut terasa sepi bagai di Bali.
"Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1932 (tahun 2010)"
Semoga damai dan suci, di bumi dan di hati...
.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Uh,lagunya enak bro!jadi ingat kampung halaman.selamat hari raya nyepi buat yang merayakan...
BalasHapuswah wah rame banget ya
BalasHapusWow... sepadat itu jalanan waktu mau nyepi ya..? Sptnya waktu lebaran aja gak segitu padatnya ya..?
BalasHapusBanyuwangi selalu mendadak ramai saat Nyepi ya..?
BalasHapussebagai tetangga sungguh bijak saling memiliki...
BalasHapusNYepi hanya ada di BALI
BalasHapusNyepi hanya ada di Indonesia
sudah seharusnya kita bangga
sebuah tradisi agama dan budaya yang luar biasa.
Mantaf....... setuju Elsa
BalasHapus